Rasanya, aku usah nggak betah disini.
Semuanya bermula ketika aku tidak sengaja melakukan sesuatu. Entah apa yang menjadi alasan aku memasukkan itu dengan menggunakan akunku sendiri.
Semuanya berjalan lancar dan menyenangkan. Aku bisa membayangkan bahwa apa yang aku lakukan saat itu benar. Aku merasa tidak ada salahnya mengajak melakukan hal itu. Hal yang umum untuk dilakukan bukan?
Beberapa awal setelahnya, semua berjalan lancar. Sedikit demi sedikit aku bisa merasakan adanya perbedaan yang terjadi. Entah disengaja ato tidak, tetapi ini sungguh menyenangkan. Aku merasa hal yang menarik pasti terjadi setelah itu. Aku merasa semua yang kulakukan ini akan berujung baik pada masa depanku. Aku berharapnya sih begitu.
Tapi sebenarnya tidak menyukaimu. Aku lebih memilih dia yang indah, putih, bersih, dan wangi. Semua orang menyukai hal-hal seperti itu. Tapi entahlah. Aku tak tahu, apakah kamu mengetahuinya ato tidak.
Lama bertemu denganmu, ternyata kamu tidak sebaik yang aku kira. Kamu tidak semanis dan sebaik yang aku kira. Diam-diam, meski kamu menyokongku, tapi kamu sebenarnya menyeramkan. Sebagian kecil apa yang sedikit aku ungkapkan, malah kamu sia-siakan. Kamu mempublish semuanya kepada publik, kepada khalayak umum yang sebaiknya tidak mereka ketahui.
Aku malu saat itu. Aku malu saat tahu kamu juga terrawa terbahak-bahak ketika aku mencoba membersihkannya. Aku tahu kamu tidak mempublikasikan dengan menyebut diriku. Tapi aku merasa malu, ketika kamu melakukan itu.
Lama-lama aku merasa muak denganmu! Aku bosan selama ini diam dan menunggu dengan sesekali mengeluarkan tenaga untuk menyampaikan kenginanku kepadamu. Aku benci kamu yang selalu menumpuk semua keinginanku, dan menganggap bahwa itu adalah biasa, dengan tetap melakukan apa yang kamu suka.
Kamu melumpuhkan inderaku. Membuatku merasa nyaman ketika aku didekatmu.
A K U, B E N C I D I R I M U.
Tetapi, meskipun aku benci, aku tetap rindu kepadamu, WC KOSANKU.